Rizkan Al Mubarrok (AWNI Jambi) :Selamat Hari Guru Nasional "Guru Pilar Peradaban" - KYSANEWS

Breaking

Definition List

Selamat datang di website KysaNews.Com

Jumat, 29 November 2024

Rizkan Al Mubarrok (AWNI Jambi) :Selamat Hari Guru Nasional "Guru Pilar Peradaban"

Kysanews.com - Ketua AWNI (Aliansi Wartawan Nasional Indonesia) DPW Provinsi Jambi menyampaikan Selamat Hari Guru Nasional.


Hari Guru adalah momentum berharga untuk merenungkan peran penting guru dalam membangun karakter dan peradaban. Guru bukan hanya pendidik yang mengajarkan pengetahuan akademik, tetapi juga penjaga nilai-nilai akhlak yang menjadi fondasi masyarakat.


Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang telah perduli untuk upaya mensejahterakan kaum Guru di Indonesia dengan menaikan gaji Guru dan honorer.


Guru adalah Pilar Peradaban


Dalam Islam, pendidikan bukan hanya soal menyampaikan ilmu, tetapi juga soal membentuk manusia yang beradab, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah ï·º:

"Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad).


Namun, realitas pendidikan kita sering kali melupakan inti dari proses belajar: pembentukan akhlak. Di lingkungan sekolah, kebiasaan seperti mengangkat suara tanpa adab, bercanda berlebihan, hingga perilaku tidak sopan sering kali luput dari perhatian. Hari Guru ini adalah waktu yang tepat untuk menyeru seluruh elemen masyarakat—guru, murid, orang tua, bahkan lingkungan sekitar sekolah—untuk berperan aktif dalam membangun generasi yang berakhlak mulia.


Guru sebagai Uswatun Hasanah (Teladan yang Baik)


Guru adalah panutan bagi murid. Apa yang mereka lakukan menjadi cermin bagi siswa untuk menilai nilai-nilai hidup. Dalam Islam, menjadi guru bukan sekadar profesi, tetapi amanah besar yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.


Seorang guru yang baik tidak hanya mengajarkan ilmu duniawi tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kesabaran, dan kepatuhan kepada aturan. Guru yang disiplin, tegas, tetapi penuh kasih sayang mencerminkan nilai-nilai pendidikan Islam yang menempatkan adab di atas ilmu. Sebagaimana pesan ulama besar Imam Malik: "Pelajarilah adab sebelum ilmu."


Guru juga harus terus belajar dan meningkatkan kualitasnya, baik dalam ilmu pengetahuan maupun akhlak. Sebab, bagaimana mungkin guru mengajarkan kedisiplinan jika ia sendiri sering terlambat? Atau bagaimana seorang guru mendidik akhlak mulia jika ia kerap marah tanpa sebab yang jelas?


Murid sebagai Cerminan Adab yang Dipelajari


Murid adalah ladang tempat guru menanam benih ilmu dan akhlak. Namun, lingkungan pendidikan saat ini sering kali kurang mendukung pembentukan karakter. Misalnya, waktu istirahat yang dihabiskan dengan perilaku yang kurang beradab—berteriak-teriak, membuang sampah sembarangan, hingga berinteraksi tanpa etika—adalah bukti bahwa pendidikan akhlak belum sepenuhnya terinternalisasi.


Islam mengajarkan adab sebagai inti dari pembelajaran. Dalam sebuah hadis disebutkan:

"Bukanlah termasuk umatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak seorang alim." (HR. Ahmad).


Murid harus diajarkan untuk menghormati guru, bersikap sopan kepada teman, dan menjaga lingkungan sekolah. Pendidikan akhlak seperti ini tidak bisa diajarkan hanya dengan teori, tetapi harus melalui pembiasaan yang konsisten.


Lingkungan sebagai Pendukung Pendidikan Akhlak


Peran pendidikan akhlak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru dan murid. Lingkungan di sekitar sekolah—termasuk orang tua, penjual jajanan, dan masyarakat sekitar—harus berkontribusi dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran akhlak.


1. Orang Tua

Orang tua adalah pendidik pertama dan utama. Mereka harus memastikan bahwa anak-anak datang ke sekolah dengan bekal adab yang baik, seperti menghormati guru dan teman. Kerja sama antara guru dan orang tua sangat penting untuk memastikan konsistensi nilai-nilai yang diajarkan di rumah dan di sekolah.



2. Penjual Jajanan

Penjual jajanan di sekitar sekolah sering kali menjadi bagian dari kehidupan murid. Mereka harus menjaga interaksi yang sopan dan mendidik, tidak hanya mengejar keuntungan semata. Sebagai contoh, memberikan teguran lembut jika anak membuang sampah sembarangan atau mengingatkan mereka untuk bersikap santun dapat memberikan pengaruh positif.



3. Masyarakat Sekitar

Masyarakat juga berperan dalam menciptakan suasana yang mendukung pendidikan akhlak.

Jika masyarakat sekitar memberikan teladan yang baik, seperti menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan memperlakukan anak-anak dengan kasih sayang, maka nilai-nilai ini akan terinternalisasi pada murid.


Pendidikan Akhlak Adalah Jalan Menuju Kejayaan


Hari Guru adalah pengingat bahwa pendidikan sejati tidak hanya bertujuan melahirkan generasi cerdas secara intelektual, tetapi juga mulia secara moral. Generasi yang beradab akan menjadi penopang peradaban yang kokoh. Sebaliknya, generasi yang kehilangan akhlak akan membawa kehancuran, betapapun tingginya ilmu yang mereka miliki.


Untuk itu, mari kita jadikan Hari Guru ini sebagai momentum untuk memperbaiki sistem pendidikan kita. Guru harus terus belajar, murid harus terus disiplin, dan masyarakat harus terus mendukung. Semoga kita dapat melahirkan generasi yang benar-benar menjadi kebanggaan umat, sebagaimana pesan Allah:


"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali 'Imran: 104).


Selamat Hari Guru. Jadilah inspirasi bagi generasi yang penuh adab dan ilmu.

Tutup Ketua AWNI DPW Provinsi Jambi

Pages