Ungkapan “Kuasai Media, Kuasai Dunia” menekankan pentingnya media
dalam mengontrol narasi, serta bagaimana kekuatan media dapat mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan kita. Media yang efektif tidak hanya memberikan informasi tetapi juga
membentuk cara pandang masyarakat terhadap isu-isu tertentu. Tanpa disadari, media
dapat menjadi alat yang sangat kuat yang dapat digunakan untuk memanipulasi atau
memotivasi publik. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai kekuatan dan pengaruh media sangatlah krusial.
Media memiliki peran yang signifikan dalam membentuk opini publik. Berita yang disajikan oleh media dapat mempengaruhi cara masyarakat memahami suatu isu. Misalnya, pemberitaan mengenai kebijakan pemerintah atau isu sosial sering kali menentukan bagaimana masyarakat menilai tindakan tersebut. Riset menunjukkan bahwa media yang independen dapat mendukung terciptanya masyarakat yang lebih terinformasi dan kritis.
Seperti hal nya AWNI dewasa ini yang telah menjadi salah satu media yg patut di perhitungkan, dengan menyajikan petualangan politik di indonesia atau pun di dunia, hal
yg umum ataupun tabu, dan hal2 lain yg akan membuat kebimbangan atau keraguan di dalam hati menjadi keyakinan yg berlandaskan sumber atau fakta yg kuat, tutur Barrok.
Di sisi lain, media yang bias dapat menggiring opini publik ke arah yang tidak sesuai dengan fakta. Ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki akses ke sumber informasi yang beragam dan terpercaya.
Media sangat berpencar terhadap Politik dan Kampanye.
Dalam konteks politik, media berfungsi sebagai saluran utama untuk kampanye pemilu.
Calon pejabat memanfaatkan media untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan
visi-misi kepada publik. Dengan strategi yang tepat, media dapat membantu calon dalam
menjangkau pemilih secara lebih efektif. Di beberapa negara, media menjadi sarana utama
bagi kandidat untuk membangun citra positif dan mengalahkan kompetitor. Oleh karena
itu, menguasai media adalah langkah strategis bagi setiap partai politik untuk meraih
kepercayaan dan dukungan masyarakat.
Media sosial kini menjadi alat yang tak terpisahkan
dari strategi kampanye politik modern.
Media pun sebagai Alat Promosi di Ekonomi.
Saya mewakili AWNI Se-Sumatera Raya percaya bahwa Sektor ekonomi juga sangat dipengaruhi oleh media.
Perusahaan dan brand menggunakan media untuk mempromosikan produk dan layanan
mereka. Melalui iklan yang menarik, mereka dapat meraih perhatian konsumen dan
membangun hubungan jangka panjang. Media sosial telah menjadi platform utama untuk
pemasaran, memungkinkan perusahaan untuk berinteraksi langsung dengan pelanggan.
Dengan menggunakan data analitik, perusahaan bisa menargetkan audiens secara spesifik,
meningkatkan peluang penjualan. Hal ini menciptakan dinamika baru dalam cara
konsumen berinteraksi dengan mereka.
Media juga berperan dalam membentuk norma dan nilai dalam masyarakat. Tayangan di
televisi, film, dan konten media sosial sering kali menjadi acuan bagi banyak individu.
Diskursus yang muncul di media dapat mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap
isu-isu sosial, seperti gender, ras, dan hak asasi manusia. Perubahan pola perilaku
masyarakat sering kali dimulai dari apa yang mereka lihat di media. Oleh karena itu,
penting untuk menyadari bahwa media tidak hanya menyampaikan berita, tetapi juga
membentuk budaya dan nilai masyarakat. Ini menuntut tanggung jawab dari produsen
konten untuk menyajikan hal yang positif dan konstruktif.
Risiko Penyebaran Berita Palsu dan Hoaks
Namun, tidak semua pengaruh media bersifat positif. Dengan mudahnya informasi
menyebar di era digital, risiko penyebaran berita palsu atau hoaks semakin besar. Berita
yang tidak akurat dapat menyebabkan kebingungan dan kepanikan di masyarakat. Terlebih
lagi, banyak orang yang kurang skeptis terhadap informasi yang mereka terima, sehingga
mereka lebih rentan terhadap manipulasi. Ini menjelaskan mengapa literasi media sangat
penting, agar masyarakat dapat membedakan antara informasi yang valid dan yang tidak.
Dalam menghadapi tantangan ini, konsumen media perlu dilatih untuk selalu melakukan
cek fakta.
Rizkan juga mengingatkan Fenomena lain yang perlu dicermati adalah “echo chamber” di media sosial.Dalam lingkungan ini, pengguna hanya terpapar pada informasi yang sejalan dengan keyakinan
mereka sendiri.
Akibatnya, sudut pandang yang beragam menjadi terpinggirkan, dan
polarisasi dalam masyarakat semakin meningkat. Hal ini dapat mempersempit wawasan
dan membuat dialog antar kelompok menjadi semakin sulit. Oleh karena itu, penting bagi
pengguna untuk menjelajahi berbagai perspektif dan membangun diskusi yang lebih
terbuka dan inklusif. Media sosial harus dimanfaatkan untuk memperluas pemahaman,
bukan memperkuat segregasi.
Kontrol Pemerintah terhadap Media dan Dampaknya
Di beberapa negara, kontrol pemerintah terhadap media dapat membatasi kebebasan
berekspresi. Dalam keadaan tersebut, informasi yang disampaikan kepada publik sering
kali disunting untuk kepentingan tertentu. Hal ini dapat menciptakan masyarakat yang
tidak memiliki akses ke informasi yang obyektif. Sebaliknya, negara dengan media yang
independen dan transparan cenderung menunjukkan tingkat demokrasi yang lebih tinggi.
Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya keberadaan media independen sebagai penjaga
demokrasi dan kebebasan berekspresi. Publik harus didorong untuk menuntut akses
terhadap informasi yang bebas dan akurat.
Peran Individu dalam Memanfaatkan Media
Seiring dengan perkembangan teknologi, individu kini memiliki peran penting dalam dunia
media. Dengan akses internet, siapa pun bisa menjadi produsen konten dan menyebarkan
informasi.
Individu, terutama generasi muda, banyak menggunakan media sosial untuk
berbagi pendapat, berita, dan sensasi. Namun, bersama dengan kekuasaan tersebut,
muncul tanggung jawab untuk memastikan informasi yang disebarkan adalah akurat dan
bermanfaat. Ini mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berbagi informasi yang
mendidik dan tidak menyesatkan. Dalam hal ini, etika komunikasi menjadi sangat penting
dalam dunia digital yang penuh dengan informasi.
Pentingnya Etika dalam Penyebaran Informasi
Etika memainkan peran kunci dalam menyebarkan informasi. Produsen konten harus
memahami dampak dari setiap unggahan dan berita yang mereka buat. Ketidakakuratan
dalam penyampaian informasi dapat menyebabkan kerugian yang besar, baik secara
individu maupun kolektif. Oleh karena itu, para jurnalis, influencer, dan semua produsen
konten perlu berkomitmen terhadap standar etika yang tinggi. Dengan kesadaran ini,
media dapat berfungsi sebagai alat pencerahan, bukan justru sebagai alat penyesatan.
Tanggung jawab setiap individu dalam media harus diperhatikan demi terciptanya
lingkungan informasi yang sehat.
Kesimpulannya menurut ketua Rizkan, Menguasai media bukan hanya sekedar sebuah slogan, tetapi suatu kebutuhan di era informasi
saat ini. Dengan memahami peran media, baik dalam politik, ekonomi, maupun aspek
sosial, individu dan masyarakat dapat lebih kritis dan terinformasi. Media mempunyai
kekuatan untuk membentuk pandangan dan perilaku, sehingga penguasaan media harus
dilakukan dengan bijaksana. Berita yang akurat dan informasi yang berimbang harus selalu
menjadi prioritas. Dengan demikian, kita bisa mengontrol narasi dan memanfaatkan
kekuatan media untuk kebaikan. Di sinilah letak pentingnya tanggung jawab media di
tangan kita semua.
Media yang cerdas akan mengantarkan kita semua ke kehidupan yang berkualitas dan bermanfaat.
Salam perjuangan militan untuk Kepentingan rakyat dan negara.
Tutup ketua AWNI Sumatera Raya Rizqan Al Mubarrak.