“Kita jangan takut dengan mereka! Jika mereka melakukan praktik intimidasi, kita balas mereka dengan keberanian. Mulai sekarang, kita harus lebih berani dan kalau perlu kita rekam dan viralkan, agar para petinggi di Pusat tahu situasi demokrasi politik saat ini di Kota Bitung,” ujar Maurits mengawali pidatonya. Pernyataan ini jelas menunjukkan ketidakpuasan Maurits atas kondisi politik di Bitung yang dinilainya penuh tekanan dari pihak-pihak tertentu.
Maurits mengungkapkan bahwa praktik intimidasi tersebut sudah ia ketahui sejak beberapa waktu lalu, namun ia memilih untuk tidak bereaksi secara terbuka. Kini, dengan tegas ia menyatakan sikapnya. “Sudah waktunya kita bangkit dan menyatakan Maurits Mantiri masih ada! Laporkan ke saya jika ada yang coba-coba melakukan praktik intimidasi,” serunya, mengajak pendukungnya untuk bersatu dan tidak takut melawan tekanan.
Dalam orasinya, Maurits juga mengecam keras para pelaku intimidasi yang dianggapnya merusak tatanan demokrasi di Kota Bitung. “Selama ini saya diam, namun kali ini dengan tegas saya katakan kami masih ada dan tidak takut dengan upaya-upaya busuk dari oknum-oknum yang akan merusak demokrasi di Indonesia, khususnya Kota Bitung,” tambahnya dengan nada tegas.
Pernyataan Maurits Mantiri menggambarkan situasi politik yang semakin memanas menjelang Pilkada Bitung 2024. Sikap tegasnya mengisyaratkan keinginan untuk mempertahankan iklim demokrasi yang adil dan terbuka di Kota Bitung. Dalam harapannya, semua pihak yang terlibat dalam Pilkada, baik pendukung maupun lawan, diimbau untuk menjaga proses demokrasi yang sehat tanpa intimidasi atau tekanan. Sebagai kota yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, Pilkada Bitung diharapkan menjadi contoh demokrasi yang bersih, jujur, dan tidak memihak, di mana suara masyarakat dapat tersampaikan dengan bebas dan adil.
Armi R