Aksi bagi-bagi selebaran ini dimulai tepat pukul 11.00 WIB di depan kampus masing-masing di seluruh kampus NTT. Koordinator aksi mahasiswa dan kampus se-NTT Alex Mesakh menyatakan aksi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa NTT dalam menyikapi situasi politik nasional yang sedang berkembang saat ini
"Tidak hanya di NTT, tetapi mahasiswa seluruh Indonesia pun hari ini bergerak. Kami menolak kejahatan HAM, melawan politik Dinasti serta mengajak seluruh mahasiswa Indonesia dan juga masyarakat Indonesia untuk tidak memilih orang yang terlibat dalam politik dinasti dan punya sejarah masa lalu yang kelam, yaitu penculikan terhadap aktivitas demokrasi,” kata Alex.
Dia mengatakan, politik dinasti adalah ancaman bagi demokrasi. Hukum digunakan semena-mena demi nafsu kekuasaan "Kita juga tidak boleh memilih pemimpin yang mempunyai masa lalu yang kelam atas pelanggaran HAM juga penculikan para aktivis di era 98," tegasnya.Alex menyebutkan, aksi serupa juga dilakukan di banyak daerah. Sampai hari ini, sekitar 800 kampus di 35 provinsi di Indonesia yang berkomitmen menolak politik dinasti. “Teknisnya memang beda-beda. Dalam selebaran poster yang dibagikan itu terdapat data-data dan fakta-fakta sejarah yang dikumpulkan dari beberapa media," tandasnya. (Rolandus)