1. kalau tidak di izinkan houling di buka mereka minta Tamang di tutup agar tercipta keadilan katanya , menurut nya lagi tronton perusahaan tetap langsir , ponton lewat air tetap jalan dan ini seperti hanya pengusaha besar yang hidup dan rakyat di buat kelaparan dan tidak bisa untuk berkembang.
2.mereka meminta kalau memang buka langsir setidak bisa cepat di buka dan harga juga harus masuk , kalau cuma Rp 20.000/ ton sama saja itu dengan pemerintah melarang secara halus karena untuk jarak 20 km rute koto Boyo tenam minimal ongkos yang masuk Rp 60.000-100.000 kalau cuma 20.000/ ton sedangkan muatan mobil 10 ton cuma 200.000 belum minyak belum makan dan ini terkesan seperti pemerintah memberikan solusi Tampa Solusi sedangkan mobil banyak dan bisa satu hari cuma 1 trip jadi sama saja dengan tidak makan hanya di suruh bekerja, sedangkan angsuran mobil juga tidak bisa di bayar kan dan di pandang pemerintah rakyat ini cuma hidup untuk makan dan tidak di izinkan untuk lebih baik.
Masih di tempat yang sama di lokasi demo kita sempat mewawancarai pak Adit salah sopir batubara yang menyebut kami ini orang Jambi bg kami juga mau makan,harus nya pak gubernur sebagai raja Jambi memberikan solusi, menurut kami mobil orang Jambi ini tidak lebih dari 2500 unit dan Saya yakin kalau cuma 2500 unit apalagi cuma jalan malam hari ini tidak akan membuat macet,macet ini karena banyak mobil luar Jambi bg, kalau gubernur memikirkan rakyat keluar kan kebijakan contoh
1.Hanya mobil milik putra daerah yang di izinkan houling,karena setau kami banyak sopir yang blong kanan itu adalah sopir dari luar Jambi dan akhirnya kami sebagai warga Jambi juga melakukan nya bg karena ini kampung kami sehingga terjadi kemacetan .
2. Keluarkan peraturan gubernur agar yang lewat jalan nasional cuma mobil milik orang Jambi kan bisa di data mobil nya dari KTP dan juga tempat tinggal nya,jadi langsir jugo jalan ponton pun jalan dan saya yakin dengan kondisi jalan sekarang tidak akan terjadi kemacetan lagi karena dulu macet salah satu nya juga jalan yang banyak rusak dan terjadi buka tutup di beberapa lokasi.
3.Gubernur adalah raja Jambi harus nya kalau gubernur sayang sama rakyat nya dan kasihan sama rakyatnya, kalau mara sama pengusaha tambang yang tidak kooperatif kenapa tidak tambang nya yang di tutup, tentu nya gubernur bisa lakukan itu,tapi nyatanya gubernur tidak lakukan dan gubernur justru meminta sopir untuk mendemo ke perusahaan nya , kenapa harus kami yang melakukan nya sedangkan bapak adalah pemimpin Jambi katanya dan pak Adit juga memohon kepada pak gubernur agar bisa berlaku adil kalau ini seperti kami bukan orang Jambi ,kami juga sama lahir dan besar di Jambi dan kami juga orang Melayu seperti pak gubernur dan juga kami ini orang dusun juga sama seperti pak gubernur bukan orang yang datang ke jambi tutup nya dengan mukaa kesedihan sambil berlalu. (Solihin)