MULIATI saat masuk kerumahnya, Tiba tiba dikagetkan oleh kedatangan beberapa anggota polisi dari tim NARKOBA POLRES BANTAENG, petugas langsung masuk dan menendang pintu kamar RAMLI alias LOLLI yg sedang tidur dalam kamarnya. lolli sempat terbangun dan menerobos diding kamarnya. LOLLI pun dikejar petugas sampai kebelakang rumah, disanalah LOLLI didapat petugas dan di pukuli, dilempari batu dan ditinju kepalanya bahkan diseret oleh petugas. LOLLI dipukuli dan dipaksa mengaku, namun lolli mangatakan,"saya tidak punya barang bukti" namun terus saja dipukuli. kata muliati ibu korban.
Muliati tidak tega melihat anaknya dianiaya oleh petugas NARKOBA POLRES BANTAENG, saat mulut dan hidungnya berlumuran darah. petugas juga obrak abrik peralatan rumah tangga didalam rumah. Selain itu, petugas narkoba mengambil uang sebesar 6 juta, itu adalah sebagian modal usaha saya berjualan beras dan gula. Kata MULIATI.
ibu siapa yg tega meliahat anaknya dianiaya begitu, berlumuran darah, saya yg melahirkan, saya yg membesarkan lalu petugas seenaknya datang memukuli anakku. kalau anak saya melakukan kesalahan, tolong jangan disiksa seperti itu. Dia juga manusia! Muliati menambahkan
Jika anakku melawan, itu karna ulah polisi sendiri yg terus memaksa dan memaksa, bahkan ada seorang petugas membawa sajam (badik). sajam sempat diambil LOLLI dari pinggang petugas polisi, sehingga LOLLI sempat melarikan diri, krn didepan rumah ada motor polisi yg kuncinya tergantung, lolli pun tanpa sadar langsung mengendarainya sekalipun itu motor polisi. Lalu kabur, ujarnya!
Selain uang 6 juta yg diambil satnarkoba polres bantaeng, motor anakku yg bernama PEBI Yg masih cicilan dipaksakan agar motor itu harus dibawa ke kantor pada hal motor itu bukan motornya lolli.
setelah ditanya, apakah petugas NARKOBA memperlihatkan surat penangkapan, surat penggeledahan atau menghadirkan pemerintah setempat? Semuanya tidak! justru kedatangannya membuat saya kaget, tdk ada yg diperlihatkan bahkan tdk melibatkan pemerintah setempat. Jawabnya muliati!
Polisi harus bertanggung jawab atas apa yg dilakukan SATNARKOBA POLRES BANTAENG didalam rumah saya serta bertanggung jawab atas luka luka yg dialami anak saya LOLLI. bahkan salah seorang petugas NARKOBA berteriak sambil tepuk dada dihadapan masyarakat,"panggil semua keluarganya, suruh datang semuami menikam" petugas itu bernama FAUSI, anakmu itu lolli? iya pak, FAUSI mengeluarkan bahasa kotor kesaya dan menambahkan, tanya anakmu, punna teai ia pa'lebbaka i nakke ampalebbaki. artinya kalau bukan dia yg menghabisi saya, saya yg akan menghabisi dia.
Sehari setelah kejadian pada hari senin 6 november 2023, muliati mengadukan penrusakan ANGGOTA SATNARKOBA POLRES BANTAENG di PROPAM POLRES BANTAENG, namun AIPTU A.ARISKA belum bisa memberi tanggapan terkait kasus tersebut. Aiptu A.ARISKA tidak bisa mengambil keterangan sepihak sebelum RAMLI ALIAS LOLLI dihadirkan diruangan PROPAM dan dipertemukan dengan ANGGOTA SATNARKOBA POLRES BANTAENG. menurut APITU A.ARISKA setelah menghubungi salah satu anggota SATNARKOBA, SATNARKOBA POLRES BANTAENG menyampaikan bahwa dia mendapatkan barang bukti satu saset. MULIATI langsung membantah kalau barang bukti (SS) tdk ada. kalau ada, kenapa petugas tidak memperlihatkan krn waktu itu rumah dikerumuni warga. sehingga MULIATI merasa kecewa lantaran penrusakan anggota satnarkoba yg diadukan tidak ditanggapi apalagi untuk menghadirkan RAMLI ALIAS LOLLI yg kondisi fisiknya belum satabil. Jangan sampai dihadirkan nanti setelah itu saudaraku ditangkap. Kata TINI saudari ramli alias lolli.
"Dari kejadian ini kami keluarga lolli meminta kepada Kapolres Bantaeng dan Kapolda Sulsel agar kiranya memberikan sanksi atas pengrusakan dan perampasan uang yang di lakukan Satnarkoba polres bantaeng." (Tim)