Dalam sambutannya Fakihurrohim.M.Sos.M.M Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan tujuan aplikasi SIBAKTI adalah "untuk menciptakan lingkungan yang baik,perhatian yang mendukung terhadap perkembangan peserta didik,meletakan makna nilai sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan dengan perhatikan kondisi beragam satuan pendidikan,merepatilisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan baik sekolah,kepala sekolah,guru,siswa,orang tua murid untuk mendukung perluasan implementasikan pendidikan karakter.Membangun jejaring pelibatan keluarga dan masyarakat sebagai sumber-sumber belajar didalam dan luar sekolah.jelasnya
Lanjut Ahmad Was'ari inisitor Aplikasi SIBAKTI "bermula dari munculnya tawuran antar pelajar sudah mengambil tindakan dari mulai pembinaan sampai FDD mengundang narasumber yang kompeten sampai surat edaran yang dikirimkan hasilnya kurang maksimal,sampai bekerja sama dengan Kapolres berpatroli dititik-titik tertentu tetapi nampaknya para pelajar lebih lihai"jelasnya.
Harapannya"SIBAKTI akan dilaksanakan oleh semua satuan pendidikan minimal SD dan SMP"harap Was'ari
Ditempat yang sama Umi Azizah Bupati Tegal dalam sambutannya"Menyambut baik dalam sytem pantauwan hasil belajar peserta didik dengan melibatkan peran multi pihak,sebab diera kemajuan teknologi digital seperti sekarang ini penggunaan perangkat teknologi impormasi dan komunikasi untuk menunjang pungsi kerja termasuk pelayanan di bidang pendidikan adalah sebuah keharusan,terlebih ini autkamnya adalah pengajaran ilmu pengetahuan untuk memperkuat kemampuan komunikasi peserta didik sekaligus warisan nila-nilai yang hidup melalui pendidikan karakter"ucap Umi
"Pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk memperkuat kebutuhan karakter anak bangsa agar menjadi sumber daya manusia yang unggul dan mumpuni bagi negeri dan dunia global.Tercatan ribuan warga negara Indonesia setiap tahunnya berpindah status kewarganegaraannya ke Singapura salah satunya karena faktor iklin pendidikan yang menunjang dan kondusif.Hasil survai kata data inseincenter yang dirilis bulan november 2020 menunjukan hampir 60 persen orang Indonesia terpapar hoax saat menggunakan internet dampaknya nyata diskriminisasi untuk mereka yang berbeda pendapat menjadi peristiwa sehari-hari yang kita rasakan diberbagai plafon media sosial,penyebaran kebencian bersama-sama yang merusak mental moral dan rasionalitas masyarakat menjadi ancaman timbulnya perilaku negatif"jelas Umi Azizah
Harapannya"Aplikasi SIBAKTI harus berkelanjutan sebagai indikator pemerintahan yang berbasis elektronik tidak di hitung dari seberapa banyak aplikasi yang kita miliki tetapi lebih diukur pada hasilnya,jangan pesimis menjadi PR para guru,jadi guru harus lebih aktif ketika sudah merasakan manfaatnya ada baiknya para wali murid diajarkan kegunaan aplikasi SIBAIK,tidak hanya berhenti sebatas solmalitas atau karena ada paksaan peserta didik kestikholder lainnya tanpa menerima kritik saran dan masukan untuk perbaikan sytem kedepan,bagaimana biar setelah berjalan kita evaluasi barangkali bisa dibuat aplikasi yang lebih sederhana"pungkasnya