Direktur Urusan agama Islam dan Pembinaan Syariah Bimas Kemenag RI Adib Machrus menyampaikan bahwa proses seleksi panjang penulis naskah khutbah harus dimaksimalkan dengan kualitas dan manfaat karya yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Sarana dakwah di masjid dan mushola melalui khutbah jumat merupakan media yang strategis dalam menyampaikan dakwah Islam. Banyak persoalan agama dan sosial bisa didudukkan bersama melalui khutbah jumat.
Fasilitas naskah khutbah yang update, kontekstual akan menjadi referensi khatib dalam mendalami materi materi khutbah setiap jumat. Naskah khutbah bertema peristiwa peristiwa khusus kalender selama satu tahun akan lengkap dan menarik sebagai acuan dengan menyesuaikan peristiwa yang terjadi. Semisal hari lahir pancasila dikontekstualkan dalam keberagamaan dan kebermasyarakatan kemudian bulan haji bagaimana dikontektualkan dengan isu isu sosial yang menarik dan beragam. Tema tema politik juga menarik agar masyarakat cerdas memahami perbedaan, toleransi, kepemimpinan ideal dalam Islam dll. Naskah berkualitas, yang update dalam prinsip prinsip moderasi beragama akan mengantarkan pada masyarakat yang soleh, toleran dan akan berkontribusi dalam pembangunan nasional. Sesuai dengan tagline kementerian agama umat rukun Indonesia hebat.
Selama tiga hari ada evaluasi mandiri dari naskah khutbah masing masing peserta sehingga lengkap dan sempurna. Rukun rukun khutbah harus juga benar benar diperhatikan bersama dalam proses diskusi penyusunan naskah khutbah bersama. Beberapa poin yang disepakati seperti bahasa yang mudah dipahami masyarakat dalam penulisan naskah khutbah, ayat tidak harus utuh, yang terpenting tidak memotong makna ataupun arti dari ayat tersebut. Termasuk perhatian lebih dan teliti penulisan ayat Alquran jika salah satu huruf saja akan beresiko pada pemahaman masyarakat. Harapan besar peserta dan Kemenag RI karya buku naskah khutbah ini maksimal bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. (Sinung)