Kysanews.com |Lampung - Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Lampung menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD), yang diselenggarakan hari Rabu (09/12/2021), pukul 08:00 WIB sampai dengan selesai di ruang pertemuan Aidia Grande Hotel Jalan AR. Prawira Negara No.99A Kelurahan Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro Provinsi Lampung.
Turut hadir Andy Sakti Ketua Seknas Jokowi Kota Metro bersama Ken Setiawan Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center. Yang mana Ken Setiawan sebagai salah satu Narasumber di acara tersebut.
Ken Setiawan menyampaikan bahwa radikalisme terorisme itu menebarkan pahamnya menggunakan berbagai macam propaganda. Ayat-ayat Qur'an sering ditafsirkan dan dipelintir maknanya sesuai kepentingan mereka sebagai modal mempengaruhi pola pikir masyarakat. Anggota yang jadi sasaran rekrutmen juga dicuci otaknya melalui doktrin-doktrin agama.
Ken Setiawan menyebut bahwa radikalisme dan terorisme mendoktrin anggotanya dengan membentur-benturkan sistem, peraturan dan hukum negara di Indonesia dengan hukum Islam dan Al Qur'an.
Mereka juga masuk keberbagai lembga dan instansi seperti sekolah, perguruan tinggi, dan birokrasi. Mereka juga gencar melakukan penetrasi melalui media sosial dengan memproduksi konten-konten narasi propaganda, hoaks dan ujaran kebencian.
Mereka menyatakan orang diluar kelompoknya dianggap sebagai orang kafir atau musuh yang harus diperangi.
Bahkan mereka menghalalkan segara cara dengan aksi kriminal seperti mencuri merampok orang diluar kelompoknya disebut halal harta orang kafir menurut Ken dahulu adalah halal, boleh diambil paksa dicuri atau dirampok. Kalau melihat di TV ada berita pembantu baru kerja satu hari kerja gasak harta majikan maka itu ulah kelompok NII jaringannya, bahkan sehari beraksi lima tempat pernah mendapat hasil merampok diatas 1 Miliar. Ujar Ken.
Ken berharap masyarakat waspada sebab saat ini perekrutan kelompok radikalisme memanfaatkan alat komunikasi, bahkan bisa disebut bahwa dunia dalam genggaman banyak berita mengandung konten radikalisme dan hoaks berseliweran disekitar kita. Tegas Ken.
Kita harus optimalkan peran potensi masyarakat dalam penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan dalam rangka mencegah paham radikal, intoleran. Jangan sampai ada pemahaman anti Pancasila dan menyebarkan isu serta paham radikal yang ingin mendirikan negara khilafah. Jelas Andy Sakti kepada awak media.
Andy Sakti mengajak semua potensi masyarakat harus ambil bagian guna mencegah agar tidak terpapar paham radikal yang mengarah ke pembentukan kampung atau negara khilafah. (*)