Lampung Barat – Sekolah Penggerak Wisata menjadi program unggulan Dinas Kepemudaan, Olah Raga, dan Pariwisata (Disporapar) Lampung Barat pada 2021 ini.
Tujuan diadakannya program tersebut adalah untuk mengembangkan atau meningkatkan sumber daya manusia (SDM) seluruh pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang ada di Lampung Barat.
Kadisporapar Lampung Barat Tri Umaryani mengatakan, yang melatarbelakangi diadakannya program tersebut lantaran Menparekraf Sandiaga Uno saat ini fokus pada pengembangan Wisata Desa.
Sementara, lanjut dia, hampir seluruh wisata desa yang ada di wilayah Lampung Barat dikelola oleh Pokdarwis.
“Program Sekolah Penggerak Wisata ini ada untuk memberikan berbagai pelatihan kepada pengurus Pokdarwis mengenai bagaimana menggerakkan wisata, membranding, memasarkan, dan lain sebagainya,” jelas Tri di kantornya, Jumat (28/5/2021) sebagaimana dilansir dari Lampung.tribunnews.com.
Ia mengaku, saat ini pihaknya tidak lagi berfokus untuk mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya ke Lampung Barat.
“Namun, bagaimana mendatangkan wisatawan yang berkualitas,” ujarnya.
Maksud dari wisatawan yang berkualitas, Tri menafsirkan, yakni wisatawan yang ingin mendapatkan pengalaman dan pengajaran atas kunjungan mereka ke destinasi wisata di Lampung Barat.
“Pengalaman yang akan didapat wisatawan saat ini lebih diutamakan,” terang dia.
“Bagaimana belajar tentang literasi, mengolah kopi, melihat kopi luwak, membuat gula semut, dan lain-lain,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua GenPI Lampung Abdul Rohman Wahid mengapresiasi langkah strategis Kepala Disporapar Lambar. Menurutnya, langkah tersebut sejalan dengan “Mindset” GenPI Lampung.
“Ini sejalan dengan peran GenPI mengedukasi penggerak di setiap destinasi wisata. Dalam Trilogi pembangunan wisata kami, unsur pengetahuan memegang peran urgen. Di dua sisi lainnya ada Potensi dan Penggerak.”
Wahid menambahkan, jika potensi di Lampung Barat di sektor Pariwisata sangat besar, sehingga tinggal langkah penggerak yang perlu diakselerasikan dengan pengetahuan dan skill.
“Potensi Lampung Barat tidak main-main, di Metro saja ada Payungi yang tidak ada potensinya sama sekali, hanya gang sempit, namun bisa dibuat destinasi karena adanya penggerak yang tekun dan telaten serta punya kemauan belajar. Saya yakin di Lampung Barat akan lebih dahsyat hasilnya jika penggeraknya juga mau meng-upgrade skil dan pengetahuan,” tutupnya. (*)